Analisi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang di Kelurahan  Sentani Kota Distrik Sentani

Ricky Agrah Valentin Lamia; James Modouw; Juliani Wairata

doi:10.61132/konstruksi.v3i3.883

Authors

Ricky Agrah Valentin Lamia Universitas Cenderawasih Jayapura
James Modouw Universitas Cenderawasih Jayapura
Juliani Wairata Universitas Cenderawasih Jayapura

DOI:

https://doi.org/10.61132/konstruksi.v3i3.883

Keywords:

Spatial Planning, Land Use Suitability, RTRW Implementation, Sentani Kota, Urban Planning

Abstract

Sentani Kota Village as a strategic area experiences significant pressure due to population growth and economic activities, facing complex problems including the conversion of agricultural land and forests into residential and commercial areas, low public awareness about sustainable spatial planning, and weaknesses in law enforcement and supervision. This condition potentially threatens the environmental sustainability and ecosystem of Lake Sentani. This study aims to evaluate the suitability of spatial utilization in Sentani Kota Village, Sentani District, Jayapura Regency, focusing on two main issues: the level of conformity between existing spatial utilization and the Regional Spatial Plan (RTRW) guidelines, and the factors that support and hinder the effectiveness of RTRW implementation. Conducting overlay analysis of existing conditions and spatial pattern maps, complemented by field verification at 28 observation points and stakeholder interviews with the Spatial Planning Agency. The results show that 76.5% (2,759.07 hectares) of spatial utilization conforms to RTRW guidelines, while 22.9% (825.98 hectares) remains non-conforming, and 0.6% (21.66 hectares) violates regulations. Supporting factors include routine monitoring protocols, high conformity levels in designated areas, firm enforcement actions, and community leadership involvement. Conversely, hindering factors encompass low public compliance, non-conforming zones prone to violations, inconsistent enforcement responses, various types of violations, limited sanction mechanisms, and inadequate preventive measures. This study recommends targeted enforcement in critical zones, transition planning for non-conforming areas, lake buffer zone management, enhanced community participation, and systematic monitoring protocols to achieve more effective spatial utilization control.

References

Armawi, A. (2015). Nasionalisme dalam dinamika ketahanan nasional. Yogyakarta: UGM Press.

Ayadinata. (1992). Ruang dan biosfer. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Hadipuro, W. (2017). Hukum lingkungan Indonesia: Analisis kebijakan dan implementasi perlindungan lingkungan. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 4(1), 45–62.

Haneng, J. J. (2012). Analisis kritis terhadap UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. Plano Madani: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 2(1), 1–4.

Hastri, E. D., Rachman, A. M. I., & Shafarinda, R. (2022). Sanksi hukum dalam pengendalian pemanfaatan ruang daerah permukiman melalui perizinan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah perkotaan. Jurnal Jendela Hukum, 9(1), 64–80.

Hayati, M. (2022). Kewenangan pengelolaan tata ruang berbasis lingkungan pasca berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja. Wasaka Hukum, 10(1), 64–77.

Indonesia. Presiden Republik. (1992). Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115.

Junef, M. (2021). Penegakkan hukum dalam rangka penataan ruang guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Jurnal Penelitian Hukum, P-ISSN 1410, 5632.

Kusumawardhani, A., & Supriyanto, A. S. (2020). Evaluasi efektivitas kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Surabaya: Studi kasus di kawasan Rungkut. Jurnal Tata Ruang, 15(2), 123–140.

Nurdin, J. (2021). Studi pembatasan penggunaan dan pemanfaatan tanah di Kota Jayapura Provinsi Papua (Disertasi, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional).

Permana, S. A., & Hidayat, M. N. (2021). Peran partisipasi masyarakat dalam meningkatkan efektivitas pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Bandung. Jurnal Kebijakan Publik, 16(3), 215–232.

Pramuji, S. E., & Putri, V. S. (2020). Meninjau efektivitas penegakan hukum penataan ruang dalam rangka mewujudkan tertib tata ruang. Jurnal Pertanahan, 10(1).

Prasetyo, R. A., & Wahyudi, D. S. (2018). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Sleman. Jurnal Penelitian Lingkungan, 12(1), 45–58.

Priyono, B. (2016). Perizinan sebagai sarana pengendalian penataan ruang dalam perspektif pemanfaatan ruang di daerah. Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah, 8(2).

Ridwan, I. H. J., & Sudrajat, A. S. (2020). Hukum administrasi negara dan kebijakan pelayanan publik. Nuansa Cendekia.

Rustiadi, E. (2011). Transformasi pemanfaatan lahan pedesaan perkotaan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 22(3), 145–162.

Saputra, A. D., & Supriadi, I. K. (2019). Evaluasi implementasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang berbasis partisipasi masyarakat di Kabupaten Bogor. Jurnal Pembangunan Wilayah, 14(2), 105–122.

Sukmana, O. D. (2018). Analisis strategi pembangunan perkotaan: Kajian transformasi sosial dan infrastruktur di wilayah perkotaan. Jurnal Pembangunan Perkotaan, 15(2), 75–92.

Syarifudin, Y. (2007). Evaluasi pemanfaatan ruang di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta (Skripsi, Universitas Diponegoro).

Tisnaadmidjaja, D. A. (1997). Ruang dan dimensi geografis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ulenaung, V. Y. (2020). Implementasi penataan ruang dalam peraturan daerah rencana tata ruang wilayah (RTRW) menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Lex Administratum, 7(2).

Wahid, A. M. Y., & Sudrajat, M. S. (2016). Pengantar hukum tata ruang. Prenada Media.

Wedanti, I. G. A. J. M. (2016). Kajian lingkungan hidup strategis sebagai bentuk integrasi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam perencanaan tata ruang wilayah. Jurnal Hukum, 5(3), 526–542.