Analisis Koloni Bakteri terhadap Pemberian Probiotik Komersial pada Air Buangan Industri Tahu

Authors

  • Budi Utomo Universitas Sebelas Maret
  • Solichin Solichin Universitas Sebelas Maret
  • Fazrul Fauzan Munadi Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.61132/konstruksi.v2i3.467

Keywords:

Tofu Iindustry Wastewater, Commercial Probiotics, Bacterial Colonies

Abstract

Indonesia boasts a number of tofu processing facilities totaling, around 84,000 both scale and large scale operations. These facilities collectively consume 2.56 million tons of soybeans each year. The high volume of tofu production poses a threat to the environment due to the generation of waste. If this waste is directly released into water bodies it can alter the waters characteristics potentially harming life. To address this issue Tofu Industry Wastewater can be implemented by introducing probiotics containing microorganisms that aid in breaking down matter and other components in the waste. This study focuses on analyzing bacterial colonies in Tofu Industry Wastewater by examining bacterial colonies present in these products. Various mixtures of Tofu Industry Wastewater and commercial probiotics will be tested at ratios of 1:1, 1:2, 1:3, and 1:4 over time periods ranging from 24, 48, 72, 96, 120, and 144 hours. The findings indicate that incorporating probiotics into Tofu Industry Wastewater can lead to a reduction in pollution levels.

References

Anggraeni, A. A. (2012). Prebiotik dan manfaat kesehatan. Seminar Nasional 2012 "Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menghadapi UKG” Jurusan PTBB FT UNY, 1–11.

Asriana, A. N. (2016). Penggunaan minyak biji johar (Senna seamea Lam) sebagai minyak immersi dan zat pewarna untuk identifikasi bakteri. Institut Teknologi Sepuluh November.

Brooks, G. F., Butel, J. S., & Ornston, L. N. (2008). Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran (terj.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Faisal, M., Gani, A., Mulana, F., & Daimon, H. (2016). Treatment and utilization of industrial tofu waste in Indonesia. Asian Journal of Chemistry, 28(3), 501–507. https://doi.org/10.14233/ajchem.2016.19372

Fibria Kaswinarni. (2008). Kajian teknis pengelolaan limbah padat dan cair industri tahu. Jurnal Ilmiah Majalah Lomtar, 22, 1–20. https://jdih.maritim.go.id/cfind/source/files/permen-lhk/mlh-p.5.pdf

Haerun, R., Mallongi, A., & Natsir, F. (2018). Efisiensi pengolahan limbah cair industri tahu menggunakan biofilter sistem upflow dengan penambahan efektif mikroorganisme 4. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) LP2M Unhas, 1, 1–11.

Herlambang. (2005). Gas-gas dalam limbah cair tahu (Thesis). Program Pascasarjana Universitas Diponegoro: Semarang.

Indah, L. S., Hendrarto, B., & Soedarsono, P. (2014). Kemampuan eceng gondok (Eichhornia sp.), kangkung air (Ipomea sp.), dan kayu apu (pistia sp.) dalam menurunkan bahan organik limbah industri tahu (skala laboratorium). Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(1), 1–6. https://doi.org/10.14710/marj.v3i1.4280

Indriyati, A., Rismayanti, Fadilah, F., Somantri, T. D., & Farhamzah. (2021). Uji angka lempeng total (ALT) amylum famili Zingiberaceae sebagai bahan dasar kosmetik. Jurnal Buana Farma, 1(2), 1–4. https://doi.org/10.36805/jbf.v1i2.104

Kemeterian Lingkungan Hidup. (2008). Peraturan Kementrian Lingkungan Hidup: Baku mutu air limbah cair usaha atau kegiatan pengolahan kedelai.

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah Nomor: 660.1/26/1990 tentang Baku mutu air di Provinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah.

Nurullatifah. (2011). Senyawa organik pada limbah cair tahu (Thesis). Program Pascasarjana Universitas Diponegoro: Semarang.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku mutu air limbah. Pub. L. No. 5, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 1 (2014). https://jdih.maritim.go.id/cfind/source/files/permen-lhk/mlh-p.5.pdf

Pohan, N. (2008). Pengolahan limbah cair industri tahu dengan proses biofilter aerobik. Universitas Sumatera Utara.

Pratiwi, B. E. (2015). Isolasi dan skrining fitokimia bakteri endofit dari daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) yang berpotensi sebagai anti bakteri. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rizky, W. D. (20013). Pengaruh kandungan protein tepung bulu ayam sebagai media pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Jurusan Analisis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Semarang.

Siringgoringo, J., Harahap, S., & Eko, P. (2021). Efektifitas pengolahan limbah cair tahu dengan menggunakan EM4 dalam biofilter untuk menurunkan kadar BOD5 dan COD. Jurnal Sumberdaya dan Lingkungan Akuatik, 2(1), 174–183.

Sunarsih, E. (2014). Konser pengolahan limbah rumah tangga dalam upaya pencegahan pencemaran lingkungan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5, 162–167.

Sundari, S., & Fadhliani. (2019). Uji angka lempeng total (ALT) pada sediaan kosmetik lotion X di BBPOM Medan. Jurnal Biologica Samudra, 1(1), 25–28.

Volk, W. A. (1993). Mikrobiologi dasar (Edisi kelima, Jilid I). Jakarta: Erlangga.

Waruwu, P. M. (2023). Analisis populasi bakteri probiotik lokal pada air limbah industri tahu. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Widanarni, Noermala, J. I., & Sukenda. (2015). Prebiotic, probiotic, and synbiotic to control Vibrio harveyi and IMNV co-infection in Litopenaeus vannamei. Jurnal Akuakultur Indonesia, 13(1), 11. https://doi.org/10.19027/jai.13.11-20

Wiratna, G., Rahmawati, & Linda, R. (2019). Angka lempeng total mikroba pada minuman teh di Kota Pontianak. Jurnal Protobiont, 8(2), 69–73.

Published

2024-07-20

How to Cite

Budi Utomo, Solichin Solichin, & Fazrul Fauzan Munadi. (2024). Analisis Koloni Bakteri terhadap Pemberian Probiotik Komersial pada Air Buangan Industri Tahu. Konstruksi: Publikasi Ilmu Teknik, Perencanaan Tata Ruang Dan Teknik Sipil, 2(3), 367–376. https://doi.org/10.61132/konstruksi.v2i3.467

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)