Analisis Pemberian Bakteri Probiotik Komersial pada Air Buangan Industri Tahu Terhadap Perubahan Kadar BOD dan DO dengan Interval Waktu Inkubasi 8 Jam

Authors

  • Justian Trisna Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Budi Utomo Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Koosdaryani Soeryodarundio Universitas Sebelas Maret Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.61132/konstruksi.v2i3.476

Keywords:

BOD levels, COD levels, Local Probiotic Bacteria, Tofu Industry Wastewater

Abstract

This study aims to analyze the impact of administering commercial probiotic bacteria on the wastewater from tofu industries on changes in Bio-logical Oxygen Demand (BOD) and Dissolved Oxygen (DO) levels. Tofu industry wastewater is known to have high BOD and low DO levels, which pose a potential environmental pollution risk. This study used a pure experimental method with variables including the ratio of tofu industry wastewater to commercial probiotics (1:1, 1:2, 1:3) with an incubation interval of 8 hours. The results showed that the administration of commercial probiotic bacteria significantly reduced BOD levels and increased DO levels in the wastewater. The 1:3 ratio of tofu industry wastewater to commercial probiotics showed the most optimal effect in increasing DO and decreasing BOD. An incubation time of 32 hours showed the most optimal effect in increasing DO and decreasing BOD. The 1:3 volume ratio between tofu wastewater and probiotics (25% tofu wastewater and 75% probiotics) proved to be the most effective, with the highest DO increase of 2.51 mg/L and the largest BOD decrease of 144.20 mg/L. In addition, incubation time also had a significant effect, the longer the incubation time, the more optimal the probiotic activity in reducing BOD levels and increasing DO levels. The conclusion of this study is that the administration of commercial probiotic bacteria at a 1:3 ratio and an incubation time of 32 hours is an effective way to improve the quality of tofu industry wastewater.

References

Anggraeni, A. A. (2012). Prebiotik dan manfaat kesehatan. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana, 7(1).

Arief, L. M. (2016). Pengolahan Limbah Industri: Dasar-dasar pengetahuan dan aplikasi di tempat kerja. Penerbit Andi.

Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan.

Herlambang, A. (2005). Penghilangan Bau Secara Biologi Dengan Biofilter Sintetik. Jurnal Air Indonesia, 1(1).

Hioronymus, & Budi Santoso. (1993). Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai: Bahan Makanan Bergizi Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Kementerian Lingkungan Hidup. (2008). Peraturan Kementrian Lingkungan Hidup: Baku Mutu Air Limbah Cair Usaha Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai.

Khalista, N. N. (2015). Analisis Kandungan BOD, COD, NH3-N, dan TSS dalam Limbah Cair Tahu (Studi Kasus di Industri Tahu UD. X Kecamatan X Kabupaten Jember). Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember.

M. Riadi. (2016). Pertumbuhan Mikroorgamisme. Kaji. Pustaka, 1-47.

Naillah, A., Budiarti, L. Y., & Heriyani, F. (2021). Literature Review: Analisis Kualitas Air Sungai dengan Tinjauan Parameter pH, Suhu, BOD, COD, DO terhadap Coliform. Homeostasis, 4(2), 487-494.

Nurul latifah. (2011). Senyawa Organik pada Limbah Cair Tahu. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

PP No 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah.

Purwaningsih, E. (2007). Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Ganeca Exact.

Rahman, R. A. S., & Fajriati, I. (2021). Penentuan Kualitas Air Saluran Pembuangan Limbah Tahu Di Sungai Pengging Boyolali. Analit: Analytical and Environmental Chemistry, 6(1), 1-11.

Rizky, K. A. (2013). Pengaruh Penambahan EM-4 (Effective Microorganism-4) terhadap Penurunan BOD (Biologycal Oxygen Demand) pada Air Limbah Tahu. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Sayow, F., Polii, B. V. J., Tilaar, W., & Augustine, K. D. (2020). Analisis kandungan limbah industri tahu dan tempe rahayu di Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Agri-Sosioekonomi, 16(2), 245-252.

Sari, M. W. (2023). Dissolve Oxygen Meter atau DO Meter. Retrieved October 3, 2023, from https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=30921

Sari, K. L., As, Z. A., & Hardiono, H. (2017). Penurunan Kadar BOD, COD dan TSS pada Limbah Tahu Menggunakan Effective Microorganism-4 (EM4) Secara Aerob. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 14(1), 449-458.

Udin Djabu. (1991). PEDOMAN BIDANG STUDI PEMBUANGAN TINJA DAN AIR LIMBAH PADA SANTIASI LINGKUGAN. Jakarta: Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Utomo, B., Qomariyah, S., Wahyudi, A. H., Yulianto, B., & Soeryodarundio, K. (2022). Probiotik Multitalenta Pseudomonas Fluorescens (PMPF) untuk menurunkan kadar BOD air limbah Domestik. AMMA: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(11), 1362-1369.

Vandra, B., Sudarno, S., & Nugraha, W. D. (2015). Studi Analisis Kemampuan Self Purification Pada Sungai Progo Ditinjau Dari Parameter Biological Oxygen Demand (Bod) Dan Dissolved Oxygen (Do) (Studi Kasus: Buangan (Outlet) Industri Tahu Skala Rumahan Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daer (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

Widanarni, N. J. S. (2014). Pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk pengendalian ko-infeksi Vibrio harveyi dan infectious myonecrosis virus pada udang vaname Litopenaeus vannamei. Jurnal Akuakultur Indonesia, 13(1), 11-20.

Yudhistira, B., Andriani, M., Rohula, U. (2016). Karakterisasi Limbah Cair Industri Tahu Dengan Koogulan yang Berbeda (Asam Asetat dan Kalsium Sulfat). Journal of Sustainable Agriculture, 31(2), 137-145.

Zahroh, K. I. A. (2023). Penhgaruh Pemberian Probiotik Produk Komersial terhadap Kadar DO, BOD, dan COD pada Air Limbah Tahu.

Published

2024-07-25

How to Cite

Justian Trisna Nugraha, Budi Utomo, & Koosdaryani Soeryodarundio. (2024). Analisis Pemberian Bakteri Probiotik Komersial pada Air Buangan Industri Tahu Terhadap Perubahan Kadar BOD dan DO dengan Interval Waktu Inkubasi 8 Jam. Konstruksi: Publikasi Ilmu Teknik, Perencanaan Tata Ruang Dan Teknik Sipil, 2(3), 409–420. https://doi.org/10.61132/konstruksi.v2i3.476

Similar Articles

<< < 1 2 

You may also start an advanced similarity search for this article.